Friday, August 27, 2010

Betmut Tudemeks!

Saya hari ini super duper triple kuadrat badmood.
Gimana gak lha wong ekspektasi saya tentang hari ini berubah 180 derajat.

Dimulai di pagi hari laptop gak kelar2 diurus. Gak tau apa saya butuh banget. Dan dengan entengnya masnya bilang bahwa data saya udah keapus gara2 diinstall ulang windowsnya. Padahal itu data adalah tugas yang saya kerjain sampe begadang2. Saya mbela-belain ke kampus naik ojek supaya gak telat e malah dosennya ternyata gak masuk, gak kasih kabar pula. Hhh. Terus rencana buka puasa bareng temen2 gagal juga gara2 semua pada ngebatalin tiba2. Mereka yang ngajak, mereka yang ngebatalin. Errr

Koneksi internet juga kayak mangki.
Udah ah, betmud pokoknya!

Saturday, August 21, 2010

Sebatas Impian (?)

Seharian ini, selain latihan GT dan ol, saya gunakan waktu untuk membaca The Naked Traveler. Banyak inspirasi, banyak tips, banyak nasihat, banyak humor. Saya sangat suka. Poin pentingnya adalah buku ini menginspirasi dan memotivasi saya untuk rajin menabung supaya bisa menjelajah. Hehe.

Positif, bukan?

Saya juga ngefans sama presenter Jejak Petualang, Riyani Djangkaru *he, bener gak ya gini tulisannya?* yang bisa keliling2 ke berbagai tempat. Oh, man. Siapa yang gak mau jadi dia? Kerjaannya asik, menurut saya *kecuali pas adegan makan tumbelo*

Mengenai impian, saya sih pengennya muter2 Indonesia terlebih dahulu *gak lucu kan kalo heboh ke luar negeri tapi negeri sendiri belum sempat 'terjajah'* Hehe. Kep. Riau, Pantai Drini, Bali, Green Canyon, Raja Ampat, Wakatobi, dkk. Pokoknya, pengen asik. Gak kere. Yah, tapi apa daya, nasib mahasiswi seperti saya, kantong pas-pasan. Teman2 saya pun, sejauh sepenglihatan saya gak banyak yang doyan menjelajah (karena repot, mereka lebih senang pergi bersama keluarga), rata2 kepingin pergi ke sini ke situ tapi sebatas omongan doang, pada susah ngumpulin duit hehehehe eee atau pada sayang ngeluarin duit? :p

Kendala saya : partner bertraveling.


Sulit menemukan orang yang mau susah traveling ala backpacker. Saya pun pada dasarnya juga begitu. Tapi karena kepengen dibilang keren (HAHA) dan faktor lain yaitu karena emang budget minim (HAHA), ujung2nya toh saya menggandrungi cara ini. Soalnya, ala koper tuh gak saya banget. Maklum, saya bukan orang kaya, bukan tipe orang yang nyampe kota tujuan langsung ke hotel, mandi air panas, tidur berAC, dsb. Bukan. Saya cenderung ke tipe yang 'udah sukur bisa nyampe kota tujuan'.

Ngomong2, untuk luar negeri, pengen coba2 ke negara tetangga, misal, malaysia dan singapore, buat pemanasan. Hehe. Jepang, UK, Australia, juga menjadi wishlist dalam hidup saya. HAHA. (ya. Dalam hidup. Karena entah kapan bisa ke sana, yang penting selama saya masih hidup kan?)

Mimpi semoga tidak hanya sekedar mimpi.

NB : tanggal 3 agustus 2010 lalu, saya (sok-sokan mengaku) backpacker ke desa sawarna, banten. Baru ngeh, sudah selama ini belum sempat saya buat postingannya. Ditunggu, ya! (.^_^.)

Friday, August 20, 2010

Si Kebo (Sok) Beli Buku

Saya sebenarnya sudah bikin janji dengan dosen pembimbing Kerja Proyek saya pada pukul 9. Cuma yah dasarnya saya kebo *doyan tidur, daripada membajak sawah* saya akhirnya bangun kesiangan dan telat. Partner KP saya, Si Ajeng, panik sms saya terus menerus.

"Sel, lo di mana?buruan, presentasi nih, gw gak ngerti, gak siap" *doeng!setengah kaget, dalam hati saya bergumam : Lo pikir gw siap?!

"Gw masih di jalan.Keretanya ngaret ni.AAARRRG!"

Meeeh. Saya ikutan panik. Baru tau kalo pertemuan hari ini disertai dengan presentasi. Saya pikir cuma asistensi biasa, share, dan tanya jawab. Beneran gak nyangka musti presentasi. Senior pun gak pernah ada yang sebelumnya memberi info. *sigh*

Sampai di stasiun kampus (hebat ya kampus saya punya stasiun) saya berlari kecil menuju pangkalan ojek. "Bang!Poltek!" dan ojek pun melaju. Agak menyesal harus naik ojek. Buang2 duit. Tapi saya pikir itu konsekuensi yang harus ditempuh karena saya hobi tidur. Bahkan pernah suatu hari saya bolos kuliah lantaran ngantuk bukan main. Sampai teman sekelas, nenes, sms saya.

"Sel, lo di mana? Dosennya udah dateng"

"Gw gak kuliah, Nes.Gak mood"

HAHA. Dengan gaya sok cool dan sok anak orang kaya, saya membalas sms begitu. Lalu, nenes, pribadi yang memang relijius dan rajin, membalas sms saya lagi dengan nasihat2 dan kata2 pembangun spirit. Hohohoho. Ampuuun.

Jam 10 teng saya baru tiba di kelas. Sedikit misuh2 kenapa fakultas saya ada di ujung beruk yang mengakibatkan saya harus naik ojek dan kehilangan ongkos 7rb rupiah. Hhh.

Sampai di kelas, saya lihat dari pintu berkaca, Dimas sedang presentasi. Saya masuk kelas lengkap dengan style gembel, muka innocent, senyum manis, dan rambut tergerai kayak pengamen gak keramas 2 minggu. Lalu, menghampiri Ajeng dengan wajah paniknya.
Saya hempaskan ransel saya yang segede gaban, tarik napas, dan mulai ngotak ngatik materi yang akan dipresentasikan. Padahal apa yang akan disajikan masih 70% siap. Tapi dengan modal cuap2, bisa lah jadi terkesan 90% siap. Hohohoho. Gak berapa lama Dimas selesai presentasi, saya dan Ajeng menekatkan diri untuk segera maju padahal gak siap. Prinsip kami : semua ini harus diakhiri sesegera mungkin!
Saya yang terkenal spontan (baca:kepepet) enjoy2 saja menyampaikan materi. Bu Dosen sedikit bertanya, saya banyak berkelit. Itulah ilmu ngeles. :p

Tak terasa, presentasi kami selesai. Durasi 10 menit yang mendebarkan. Setelah membahas ini itu, kuliah selesai. Jam 11 saya sudah enyah dari kampus. Ya, cuma sejam saya berada di kampus. Niat saya pengen nimbrung rekrutmen GT di halim, tapi mengingat saya ketinggalan bikun dan baru dapet bikun jam 12, alhasil gak jadi ke halim. Ogah juga pulang ke rumah. Maka, saya ke toko buku.

Lumayan terik Depok siang itu. Jelas karena matahari tepat berada di atas kepala. Sampai di toko buku, saya linglung. Gak tau mau ngapain. Akhirnya gaje gak jelas liyat2 konter 'teknik sipil' cari bahan kuliah (sok-sokan aja sih sebenarnya :p), buku2 tentang internet, komputer, novel, sampai ke konter 'agama'.
Dan setelah baca2 sedikit, saya keinget pengen main ke konter 'traveling' atas saran mas zam, blogger idola saya, hehehehe. Di konter yang letaknya paling ujung itu, buku2 yang tersedia gak terlalu banyak seperti konter komik yang mencapai puluhan rak. Hanya ada 1 rak mini, di sudut pula. Bah! Mana buku yang didisplay juga gak rapi dan kurang variatif. Maksud hati sih pengen liyat buku rekomendasi (lagi-lagi) Mas Zamroni yang judulnya Lonely Planet, tapi gak ada. Saya kepincut buku travel ke kepulauan riau. Harga lumayan mahal, nguras dompet banget, tapi gak nyesel toh kan demi pengetahuan juga. :-D

3 jam saya ngubek2 toko buku itu. Karena capek dan kebelet pengen buang hajat, saya memutuskan untuk pulang. 3 jam dapet Buku Kepri dan The Naked Traveler. *Weleh, njadul lan katro bener saya baru baca edisi 1, padahal bukunya udah terbit dari 3 tahun lalu (doh)* tapi gak papalah, gak ada kata telat untuk belajar. Hehehehe <<< penerapan ilmu ngeles.

Oh ya, baru pertama kali ini juga saya ke toko buku tapi gak menyentuh konter komik sama sekali. Saya juga heran. Hm, mungkin ini tanda2, saya berubah orientasi? Hahahaha!

See you, guys! Happy weekend!

Thursday, August 19, 2010

Error Lagi

Mendekati tengah malam, twitter error. Mendadak followers dan following saya menjadi 0 seketika. Menyebalkan. Timeline pun dipenuhi semua user yang mengeluh. Entah sampai kapan kerusakan ini akan terjadi. Saya kurang peduli. *brb signing in to Plurk*

Monday, August 16, 2010

3T - Tuhan Tidak Tidur

Hari ini nangis 2 kali. Bukan. Bukan karena cowok. Bukan urusan cinta juga. Tapi karena nonton acara SELEB NGAMEN sama JIKA AKU MENJADI.

2 buah acara yang menampar saya di sore hari. Menampar untuk menyadarkan saya bagaimana seharusnya saya bersyukur atas segalanya dan bukan mengeluh saja. Mengingatkan bahwa roda berputar. Kita cuma manusia. Tak seharusnya meninggi hati dan sombong. Memberitahukan kita bahwa benar Tuhan telah mengatur rejeki kita masing-masing. Allah Maha Adil.

SELEB NGAMEN

Menampilkan syahrul gunawan yang ngamen kemudian hasil ngamennya disumbangkan bagi yang membutuhkan. Hanya saja, kepada siapa hasil ngamen tsb akan diberikan belum ditentukan. Nah ketika ketika sedang berembug di sebuah kedai kecil dengan teman-temannya untuk menentukan target muzakki, lewatlah seorang bapak tunanetra setengah baya digandeng anaknya yang memiliki kelainan pada matanya juga. Mereka berjualan kerupuk.

Singkat cerita, Bapak itu ternyata memiliki 2 orang anak remaja berkelainan mata pula dan seorang yang masih bayi serta istri yang buta juga.

Subhanallah, dalam kehidupan yang sangat amat terbatas itu, si bapak ternyata diberikan iman yang luar biasa oleh Allah dalam menjalani hidup. Beliau tidak putus asa lantas menjadi pengemis. Ya. Beliau tetap bekerja demi menafkahi keluarganya dengan cara yang halal.

JIKA AKU MENJADI

Bermacam-macam potret kehidupan yang ditampilkan. Mengingatkan kita untuk jangan pernah menyerah sekeras apapun hidup. Tekun menjalani segalanya, sabar, dan selalu bersyukur merupakan kunci sederhana menuju hidup bahagia.

Tanpa harta, kita bisa tetap hidup bahagia asal ada keluarga di sisi kita dan senantiasa bersyukur atas segalanya.

Subhanallah, Allah mengizinkan saya untuk menyaksikan betapa saya seharusnya mensyukuri dalam-dalam nikmat berlimpah yang Allah berikan.

Astaghfirullahal'adziim, sering saya iri, mengeluh, protes padahal apa yang saya terima sudah lebih dari cukup.

Bukan bermaksud menggurui. Sama sekali tidak. Hanya ingin sedikit berbagi, bahwa hidup itu terlalu indah untuk diisi dengan keluh kesah :-)

Jadi, sudahkah Anda bersyukur dan mengingat Allah hari ini?

Nikmat Tuhan tak akan mungkin dapat kita hitung.

Friday, August 13, 2010

Introspeksi

ya Allah, perasaan apa ini? Antara pengen marah sama pengen nangis. Kenapa semua harus terjadi di Jumat tanggal 13? Saya tidak mempercayainya.

Tiba-tiba badmood melanda. Sertifikat ospek saya, hilang. Topi GT saya, belum juga dikuketahui keberadaannya. Marksheet nilai pun entah terselip di mana. Saya tidak mengerti.

Mungkin ini semua teguran dari-Mu, selama ini hamba lupa pada-Mu, ya Allah. Hamba lalai mengerjakan perintah-perintah-Mu. Astaghfirullahal'adzim...

Semua telah hilang. Saya sadar semua hanya titipan. Tidak seharusnya saya menangis meratapi sesuatu yang telah pergi. Seharusnya saya ikhlas, dan tidak menyalahkan siapa pun atas ini. Semua tanggung jawab saya. Saya, yang tidak mampu menjaga apa yang saya punya. Saya, yang ceroboh dan kurang hati-hati.

Yang paling membuat saya sedih adalah tidak ada seorang pun yang peduli. Saya merasa tidak punya teman dan kerabat. Mereka semua memakai topeng atas nama 'teman'. Ironis.

Terima kasih ya Allah telah memperhatikan hamba lewat semua nikmat dan cobaan dari-Mu. Segalanya memang sudah seharusnya saya tanggung sendiri.

Dan saya belajar bahwa betapa indah hidup ini saat kita dapat mengerti dan memahami makna di balik setiap peristiwa. Ini bukan tentang Jumat tanggal 13. Bukan.

Wednesday, August 11, 2010

Social Network

Sekilas membaca timeline di twitter perasaan saya campur aduk antara kesal, kecewa, marah, dan pecundang. Saya jadi malas. Apakah perlu twitter saya tinggalkan seperti halnya saya melupakan friendster dan menelantarkan facebook?

Twitter tidak senyaman dulu. Khususnya bagi saya. Terlalu sering sakit hati dan kecewa tentu tidak baik bagi perkembangan otak saya *lho?*

Tinggal menunggu waktu. Berhenti, deaktivasi, atau unfollow.

Salah Kostum

Sejak 2 hari lalu, tahun ajaran baru di kampus saya telah dimulai. Berbagai ospek baik yang resmi atau semi ilegal digelar. Nah, kebetulan saya menjadi panitia menjabat di divisi komdis dalam ospek jurusan.

Ada ketentuan khusus dalam mengikuti ospek ini. Di mana cara-cara konvensional masih diterapkan, seperti ; nametag aneh, topi aneh, barang bawaan berupa teka-teki kata. Tradisi minta tanda tangan senior juga masih bertahan.

Senior yang baru kelar sidang tugas akhir ikut-ikutan bikin rusuh *padahal gak diajak*

Namun, ada 1 tradisi yang bikin saya sedikit males ke mana-mana di kampus. Setiap mahasiswa baru (maba), selama seminggu wajib memakai pakaiam seragam atasan putih dan bawahan hitam. Nah, masalahnya adalah : saya hari ini pakai baju tersebut *tanpa sadar*

Saya baru ngeh bahwa saya tidak seharusnya pakai seragam itu di minggu ini ketika ada 1 maba yang menyapa saya

"eh, lo konstruksi gedung atau konstruksi sipil?"

Saya, mahasiswi tingkat akhir yang kaget mendapat pertanyaan seperti itu, cuma bilang "apaan sih maksud lo?" *polos*

Mungkin, karena mendapat respon aneh tersebut, si maba tersebut langsung melengos pergi meninggalkan saya. Sedangkan saya sendiri cuek melenggang menuju kelas sambil sibuk membodoh-bodohi diri lantaran salah kostum.

Sampai di kelas, saya langsung 'pamer' kalau saya saltum. (bahkan pas ketemu orang yang saya kenal di koridor kampus, saya sesumbar "eh, masa' tadi gw dikira maba!ih, dodol banget !" <--- saking gak ada yang bisa dibanggain

Seusai mata kuliah pertama di hari itu, adik kelas tingkat 2 datang untuk memperkenalkan adik kelas tingkat 1 kepada mahasiswa/i di kelas saya *tingkat 3* dan jeng!jeng!ternyata ada maba yang tadi nyapa saya dan mengira saya maba juga. Saya rasa dia malu, bahwa ternyata perempuan anggun bak bidadari yang tadi pagi bertemunya ternyata kakak kelasnya. HAHAHAHA. Rasakan!

Seru juga sih sukses mengelabuhi maba. Sukses juga dikira maba. *selain karena wajah saya memang bebifes*

Pesan buat maba : besok-besok, minta tunjukin kartu identitas kepada siapapun yang kamu tanya. Sekalipun dia pakai seragam seperti kamu, bukan berarti dia berasal dari kaummu.

Sekian,
salam ketawa-ketiwi